Demi Medapatkan Kata "MAAF", Seorang Pria Tiongkok Rela Berlutut Berjam-jam di Bawah Hujan Salju yang Mematikan.
Mungkin Puisi ini lebih tepat menggambarkan kisah pria "Beginilah cinta penderitaanya tiada akhirnya". Tapi menurut anda kata "CINTA" sendiri itu seperti apa?. Apakah itu saling melengkapi, saling menghargai, saling memahami dan saling memaafkan atau mungkin penuh perjuangan dan menderita?
Meski demikian semua orang butuh cinta.
Dalam sebuah hubungan ikatan asmara, pasti adaanya perbedaan pendapat, perselisihan paham dan bahkan bisa menimbulkan pertengkaran.
Alangkah baik nya jika pertengkaran ini muncul, sebaikanya kita harus secepatnya berbaikan.
Dikabarkan inilah contoh wujud pengorbanan cinta seorang pria yang berasal dari Negara Tirai Bambu.
Seorang pria di Changchun, Tiongkok, kelihatan sedang berlutut dan menatap sebuah jendela di luar rumah pacarnya.
Saksi mata bernama Zhang mengatakan pria itu terlihat pertama kali berlutut pada pukul 9 pagi.
Zhang kemudian menghampiri pria itu dan bertanya kepadanya apakah ia membutuhkan pertolongan.
Namun pria itu mengabaikan Zhang.
Padahal salju sedang turun dengan derasnya.
Sekitar pukul 11 pagi pria itu segera dipaksa warga untuk berdiri dan menyingkir dari tempat dia berlutut.
Hal ini lantaran dia bisa saja mati kedinginan.
"Anda tidak bisa terus berlutut, datanglah ke rumah saya dan ceritakan tentang sakit hati Anda. Mungkin saya dapat membantu Anda," kata warga sekitar bernama Huang.
Pemuda itu akhirnya berdiri dengan bantuan Huang dan menangis.
Pria itu mengatakan, dia ingin bertemu dengan sang pacarnya setelah pasangan ini mengalami pertengkaran.
0 komentar:
Posting Komentar