Tidak Menghiraukan Perkataan Orang Lain Terhadap Dirinya Maupun Ayahnya Pada Saat Ayahnya Mengantarkan Dirinya Kesekolah Dengan Menaiki Sepeda Ontel Reot.
Mungkin kejadian seperti ini sudah termasuk langkah karena kebanyakan anak muda zaman now ini pasti merasa genksi ketika ayahnya mengantarkan anaknya kesekolah menggunkan sepeda ontel.
Foto seorang laki-laki paruh baya yang memboncengkan remaja putri berseragam SMA dengan sepeda, telah membuat terharu ribuan warganet.
Mereka merasa kagum dengan perjuangan laki-laki tua itu agar anaknya tetap sekolah.
Foto itu dibagikan warganet bernama Rikie Hmd di akun Facebooknya, Rabu (6/12/2017).
Rikie mengatakan di postingannya bahwa foto itu memang nyata dan berlokasi di jalan Bakaran, Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Rikie merasa salut dengan perjuangan pria itu agar anaknya bisa tetap sekolah.
Ia juga semakin merasa kagum, karena gadis berkerudung tersebut mau dijemput ayahnya menggunakan sepeda reyot.
"Foto ini real aku ambil pagi tadi sekitar jam 10, sewaktu melintas jalan bakaran batu lubuk pakam menuju ke kampus, salut lihat si bapak yang memperjuangkan anaknya untuk bisa sekolah, lebih salut lagi lihat si anak yang gak gengsi di jemput ayah nya dengan mengendarai sepeda yg reot, semoga kayuhan sepeda ayah mu kelak mengantarkan kamu kepada kesuksesan ya dek, disiplin lah kamu hari ini, agar hari esok kamu jadi pemimpin.
Jarang ada anak seperti ini di era saat ini.
Sangat amat respect," tulis Rikie.
Postingan Rikie itu kemudian beredar trending topik. Beberapa orang tak percaya jika foto itu benar-benar nyata.
Namun di postingan berikutnya, Rikie membuktikan bahwa fotonya bukan hoax.
Ia mengunjungi rumah pria yang diketahui bernama Paino itu.
Dari video yang diunggah Rikie terlihat, rumah Paino masih terbuat dari bambu.
"Alhamdulillah kita sudah menemukan rumah bapak pejuang yg antar anaknya kesekolah naik sepeda, alhamdulillah silaturahmi kita disambut baik sama keluarga bapak," kata Rikie, Kamis (7/12/2017) sore.
Rikie pun bercerita soal kondisi keluarga Paino. Menurut Rikie, Paino dan keluarganya bukanlah orang berada (miskin).
Paino harus antar jemput anaknya ke sekolah, karena hanya memiliki sepeda tua itu, sebagai satu-satunya kendaraan keluarga.
Paino rela menggunakan waktu istirahat kerjanya untuk menjemput putrinya.
"Jaraknya 10 km, jadi anaknya tidak bisa berangkat sendiri. Pak Paino bukan orang berada dan memiliki empat orang anak," ucap Rikie.
Saat ini, Rikie telah membuat grup Whatsapp untuk menggalang dana dan memberikan bantuan bagi keluarga Paino. (*)
Setelah Membaca ini Saya sendiri keingat pada saat masih sekolah yang lebih kurang hampir sama kejadian seperti ini. Tapi yang jemput saya pulang sekolah adalah ibu saya, jadi ibu saya adalah seorang penjual nasi rantangan atau ketringan, jadi ketika pulang dari sekolah saya dan adik saya sudah harus nunggu di depan sekolah untuk menunggu kedatangan ibu saya yang sudah siap mengantarkan nasi rantangannya ke pelangan ibu saya bersama becak langganan ibu saya. Setelah ibu saya sampai di depan sekaolah dan menjemput kami, saya dan adik saya bersama ibu saya pun pulang kerumah dengan menaiki becak langganan ibu saya yang isi dalam becak nya itu penuh dengan nasi kotak dan rantang-rantang dan sayur mayur yang banyak untuk di masak besok harinya,..
Ini Cerita tentang saya yang di jemput oleh ibu saya,. apakah anda mempunyai cerita yang mungkin sama atau mungkin berbeda,..???
0 komentar:
Posting Komentar